Yohanes Surya (Universitas Pelita Harapan)
DANIEL Chee Tsui adalah seorang ilmuwan yang berjuang benar-benar dari nol. Ayah atau ibunya bukanlah seorang terpelajar. Mereka buta huruf dan tinggal dalam suatu desa yang sering dilanda kekeringan, banjir, dan perang. Dengan kondisi dan keadaan keluarga seperti itu, rasanya mustahil bagi seorang Daniel Tsui dapat menjadi seorang ilmuwan ternama. Namun, ketekunannya dan dorongan, pengorbanan serta kebaikan dari orang-orang sekitarnya telah membuat Daniel Tsui menjadi salah satu eksperimentalis fisika terbaik.
Daniel Tsui lahir pada tahun 1939 di suatu desa kecil di Provinsi
Meskipun awalnya takut dan gentar karena suasana
Tahun 1957 setelah lulus sekolah menengah, Tsui diterima di jurusan kedokteran, National Taiwan University di Taiwan. Namun, karena saat itu ia tidak tahu di mana orangtuanya dan ia juga tidak tahu apakah ia akan kembali ke Cina, Tsui memilih tinggal di Hongkong dan masuk program khusus dua tahun di University of Hongkong atas biaya Pemerintah Cina. Pada musim semi tahun berikutnya, Tsui menerima kabar baik dari
Lulus dari Augustana College, Tsui melanjutkan kuliahnya ke University of Chicago, tempat di mana Chen Ning Yang dan Tsung Dao Lee, peraih Nobel Fisika tahun 1957 tinggal. Dengan keberadaan kedua fisikawan tingkat dunia ini,
Tsui menyukai eksperimen fisika dan di bawah bimbingan Prof. Royal Stark, Tsui mencoba menjadi eksperimentalis yang baik. Tsui tidak hanya belajar hal-hal yang kecil seperti menyolder, menggambar teknik, tetapi juga ia mencoba medesain sendiri alat-alat eksperimen dan membangun laboratoriumnya sendiri. Keinginan belajar mandiri dari hal-hal kecil dan kerja keras inilah yang membuat ia percaya diri dan melambungkan ia menjadi eksperimentalis tingkat dunia.
Tahun 1968, Tsui bekerja di Bell Laboratories,
Oleh karena penemuannya yang luar biasa ini, pada tahun 1998 Daniel Tsui mendapat anugerah hadiah Nobel fisika bersama-sama dengan Robert Laughin dari
Tsui mengakui bahwa salah satu pendukung kesuksesannya adalah kebebasan yang diberikan oleh Bell Laboratories untuk menggunakan fasilitas yang ada dalam melakukan eksperimen. Menurut Tsui kebebasan menciptakan kreativitas, industri, inovasi, pandangan ke depan dan memperbaiki kualitas hidup. Seperti yang dikatakan oleh Einstein bahwa sesuatu yang besar diciptakan dalam suatu kebebasan, "Everything that is really great and inspiring is created by the individual who can labor in freedom".
Tsui bukan saja seorang peneliti yang ulung, tetapi ia juga seorang yang sangat humanis. Ia selalu menekankan pada mahasiswanya bahwa hidup ini harus seimbang. Kita tidak hanya bisa hidup dari fisika saja.
Walaupun sudah menjadi terkenal, Tsui masih menyukai mengajar. Saat ia mengajar di Princeton University, seorang alumnus Tim Olimpiade Fisika Indonesia, Oki Gunawan (peraih perunggu Olimpiade Fisika Dunia 1993) sedang mengambil Ph.D dibawah bimbingannya. Salah satu semboyan Daniel Tsui yang membuat ia terus mengajar dan belum pensiun adalah "The only meaningful life is a life of learning. What better way is there to learn than through teaching".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar