Jumat, 24 April 2009

BAB IV

Modal Manusia:Pendidikan dan Kesehatan dalam Pembangunan Ekonomi

  1. Peran Sentral Pendidikan dan Kesehatan

Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan pembangunan yang mendasar,terlepas dari hal-hal lain,kedua hal itu merupakan hal yang penting.Kesehatan merupakan inti dari kesejahteraan,dan pendidikan merupakan hal yang pokok untuk menggapai kehidupan yang memuaskan dan beharga Keduanya merupakan hal yang fundamental untuk membentuk kapabilitas manusia yang lebih luas yang berada pada inti makna pembangunan

Pada saat yang sama,pendidikan memainkan peran kunci dalam membentuk kemampuan sebuah Negara berkembang untuk menyerap teknologi modern vdan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang produktivitas,sementara keberhasilan pendidikan juga bertumpu pada kesehatan yang baik.Oleh karena itu,kesehatan dan juga pendidikan juga dapat dilihat sebagai komponen pertumbuhan dan pembangunan yang vital sebagai input produksi aggregat.Peran gandanya sebagai input maupun output menyebabkan kesehatan dan pendidikan sangat pentingdalam pembangunan ekonomi.

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang berani menolak dasar pertimbangan mengapa sektor pendidikan menjadi sektor unggulan. Tony Blair, ketika menjadi perdana menteri Kerajaan Inggris, menyatakan dengan tegas tentang pentingnya pendidikan dengan menegaskan: ”pendidikan, pendidikan, dan pendidikan”. We cannot discuss the third millennium (the 21st century) without taking education into account”. Bahkan dari sisi lain komponen penting pendidikan, mantan Menteri Pendidikan, Daud Yusuf, menegaskan bahwa di dunia ini hanya ada dua profesi, yakni guru dan bukan guru.

Untuk ini, Indonesia lebih spesial lagi, karena dalam konstitusinya telah ditegaskan bahwa anggaran pendidikan minimal 20%, baik dari APBN maupun APBD. Ketentuan ini pun lebih ditegaskan lagi dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa anggaran 20% itu tidak termasuk anggaran untuk gaji guru dan tenaga kependidikan.

Mengapa sektor pendidikan ini menjadi sangat penting dan menjadi sektor unggulan dalam pembangunan nasional suatu negara, termasuk bagi suatu daerah otonom.

Pertama, hasil (outcome) pendidikan memiliki dampak yang besar terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di suatu daerah atau negara. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam berbagai bidang kehidupan, baik ideologi, politik, sosial, ekonomi, dan budaya, amat tergantung dari hasil pendidikan yang berkualitas. Kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan, sebagai contoh, merupakan hasil kerja pendidikan. Dengan demikian, kegiatan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kesehatan tidak perlu banyak dilakukan oleh kementerian kesehatan jika proses pendidikan telah berhasil membentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan tentang kesehatan. Dampak langsung maupun tidak langsung juga berlaku terhadap sektor-sektor pembangunan yang lainnya, termasuk sektor yang selama ini dinilai paling penting, yakni sektor ekonomi.

Pembangunan sektor pendidikan akan meningkatkan produktivitas dan daya saing suatu bangsa. Peningkatan produktivitas mempunyai kaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah. Tingkat rata-rata pendidikan masyarakat mempunyai korelasi yang berbading lurus dengan tingkat ekonomi masyarakat. Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, akan makin tinggi pula peran serta masyarakat, termasuk wanitanya. Dengan demikian, makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, makin tinggi pula produktivitas masyarakat. Dengan kata lain, makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, makin tinggi pula income perkapita masyarakat. Dengan demikian, sekali lagi pembangunan sektor pendidikan akan mengangkat secara langsung ataupun tidak langsung sektor ekonomi. Jika sektor ekonomi saja banyak didukung oleh sektor pendidikan, apakah lagi dengan sektor-sektor lainnya.

Kedua, hasil pembangunan sektor pendidikan yang diharapkan adalah dari perubahan sikap mental masyarakat, katakanlah misalnya dalam bidang kesehatan. Pendidikan yang baik pada hakikatnya akan mengubah sikap mental atau kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan, misalnya termasuk tentang bahaya narkoba dan bahkan bahaya HIV dan AIDS. Sebagai contoh, di Zambia, remaja usia 15 sampai 19 tahun yang telah menerima pendidikan menengah, memiliki kemungkinan kecil terjangkit virus AIDS daripada mereka yang kurang berpendidikan (UNESCO).

Contoh lain, tingkat pendidikan yang tinggi dalam masyarakat akan berpengaruh secara signifikan terhadap upaya pengendalian laju pertambahan penduduk. Peningkatan rata-rata pendidikan masyarakat akan meningkatkan rata-rata usia kawin, dan dengan demikian akan menekan angka kelahiran, dan pada gilirannya akan menekan angka pertambahan penduduk di suatu negara. Dengan demikian, pembangunan sektor pendidikan akan berpengaruh sangat positif terhadap sektor-sektor lain.

Masih banyak contoh lain yang dapat disebutkan dalam tulisan ini jika kita akan mengkaji tentang dasar pertimbangan mengapa sektor pendidikan memang pantas menjadi sektor unggulan dalam pembangunan nasional.

Masalah modal manusia(Human Capital),Keterkaitan antara kesehatan dan pendidikan mencakup perlakuan analitis yang serupa,Karena keduanya merupakan bentuk dari modal manusia;dampak ganda dari pengeluaran untuk kesehatan terhadap efektivitas system pendidikan dan sebaliknya;serta fakta dasar bahw ajika kita berbicara mengenai investasi dalam kesehatan seseorang dan investasi dalam pendidikan seseorang,maka pada kenyataan nya kita memebicarakan orang yang sama.

Kemudian kita akan membahas hubungan antara pendapatan disuatau sisi dan kesehatan serta pendidikan di sisisi yang lainnya.Meskipun terkait erat,namun kita akan melihat bahwa pendapatan rumah tangga yang tinggi,tidak menjamin tingginya tingkat kesehatan dan pendidikan:Modal manusia harus mendapat perhatian tersendiri,bahkan didalam perekonomian yang tumbuh dengan cepat.Distribusi kesehatan dan pendidikan boleh jadi sangat timpang seperti halnya pendapatan dan kekayaan.Namun peningkatan kesehatan dan pendidikandapat membantu keluarga untuk keluar dari jebakan lingkaran setan kemiskinan.Pada sat yang sama,penyebab paling penting dari kesehatan yang buruk di Negara-negara berkembang adalah kemiskina itu sendiri.Akhirnya,kita akan melakukan kajian sistematis atas sistem pendidikan dan kesehatan dinegara-negara berkembang untuk memahami sumber-sumber ketimpangan dan inefesiensi yang parah yang selalau menyelimuti mereka.Kita akan mendapatkan bukti yang kuat yang menyatakan bahwa investasi dalam modal manusia harus diberikan secara merata dan efisien,sehingga dampak potensialnya terhadap pendapatan dapat di wujudkan.

2. Pendidikan dan kesehatan sebagai investasi gabungan dalam pembangunan

Kesehatan dan pendidikan sanagt erat hubungan nya dengan pembangunan ekonomi.Di satu sisi,modal kesehatan yang lebih baik dapat meningkatkan pengembalian investasi yang dicurahkan untuk pendidikan,karena kesehatan merupakan factor penting agar seseorang bisa hadir di sekolah dan dalam proses pembelajaran formal.Harapan hidup yang lebih panjang dapat meningkatkan pengembalian atas investasi dalam pendidikan;sementara kesehatan yang lebih baik akan menyebabkan rendahnya tingkat depresiasi modal pendidikan.Di sisi lain,modal pendidikan yang lebih baik dapat meningkatkan pengembalian atas investasi dalam kesehatan,karena banyak program kesehatan bergantung pada keterampilan dasar yang dipelajari disekolah,termasuk kesehatan pribadi dan sanitasi,disamping melek huruf dan angka;juga dibutuhkan pendidikan untuk membentuk dan melatih petugas pelayanan kesehatan.Akhirnya,perbaikan atas efesiensi produktif dari investasi dalam pendidikan dapat meningkatkan harapan hidup.

3. Trend dan Konvergensi Internasional dalam Bidang Kesehatan dan Pendidikan

Tingkat kesehatan dan pendidikan telah meningkat,baik di Negara maju maupun dinegara berkembang,namun ukuran kemajuan yang lebih cepat terjadi di Negara-negara berkembang.Akibatnya,terdapat sejumlah konvergensi internasional dalam berbagai ukuran ini.Hal ini sangat berlawanan dengan pendapatan perkapita,yang kurang atau tidak menampakkan tanda-tanda konvergensi antar Negara.Meskipun jurang kesehatan dan pendidikan antara Negara-negar berkembang dengan Negara maju masih tetap lebar,dan perbaikan dimasa depan tidaklah gampang,namun kemajuan yang terjadi hingga saat ini tidak dapat dipungkiri.

Tingkat Proporsi bersekolah mencerminkanperubahan investasi yang cepat dibidang pendidikan,ketimbang menunggu pendidikan anak-anak pada saat ini dibandingkan dengan tingkat pendidikan seluruh masyarakat ketika mereka menjadi dewasa.Namun demikian,ada juga keuntungan untuk mengukur kemajuan dengan”stok pendidikan”,atau tingkat pendidikan rata-rata dalam masyarakat secara keseluruhan,karena seseorang dapat masuk kesekolah dasr namun tidak dapat menyelesaikannya.

Di negara-negara miskin tingkat kematian anak,masih saja meninggal dengan tingkat 10 kali lipat lebih tinggi dari pada negar maju.Disamping itu,pola-pola yang lebih diterapkan dimasa lalu tidak dapt sepenuhnya digunakan untuk meramalkan tren masa depan.Sebagai contoh,juga mungkin terjadi bahwa tingkat konvergensi itu sendiri berjalan dengan lambat.Baru-baru,sejumlah kemajuan kesehatan di Negara-negara miskin sudah dilakukan dengan susah payah,ternyata mengalami serangan penyakit lain,terutama dari AIDS,juga tuberculosis(TBC),wabah malaria yang muncul kembali,dan bakteri-bakteri baru yang lebih resisten.

  1. Peningkatan Kesehatan dan pendidikan:Mengapa Peningkatan Pendapatan Saja Tidak Cukup

Sebagaimana terbukti pada bagian-bagian sebelumny,tingkat kesehatan dan pendidikan jauh lebih baik dinegara-negara berpendapatan tinggi.Terdapat berbagai alasan mengapa terjadi hubungan sebab akibat dalam dua arah seperti itu:dengan pendapatn yang tinggi,masyaratak dan pemerintah dapat mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk pendidikan dan kesehatan;dengan kesehatan dan pendikan yang lebih baik,produktivitas dan pendapatan yang lebih tingi akan lebih mudah dicapai.Karena adanya hubungan ini,maka kebijakan pembangunan harus difokuskan pada upaya untuk meningkatkan pendapatan,kesehatan,dan pendidikan secara bersama-sama,(Strategi multidimensi untuk mengurangi masalah kemiskinan absolut)

Sebagai barang normal orang akan “membeli” lebih banyak modal manusia (human capital) jika pendapatannya naik.Namun bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa meskipun kita mampu menaikkan pendapatan tanpa harus memperbaiki kesehatan dan pendidikan secara signifikan,kita tidak dapat memastikan bahwa peningkatan pendapatan tersebut akan diinvestasikan kedalam pendidikan dan kesehatan anak secara memadai.Pasar tidak akan memecahkan persoalan tersebut secara otomatis,dan dan dalam berbagai kasus telah di temukan bahwa pilihan konsumsi rumah tangga itu sendiri tidak menunjukkan keterkaitan yang kuat antara peneluaran dan pendapatan untuk peningkatan gizi,terutama untuk anak-anak.

Terdapat sebuah literature ekonomi mengenai elastisitas pendapatan dari permintaan akan kalori,yaitu perkiraan perubahan persentase konsumsi kalori dibandingkan dengan perubahan persentase pendapatan keluarga.

Bukti yang ada menunjukkan bahwa semakin tingi tingkat pendidikan sang ibu semakin baik tingkat kesehatan anaknya.Biasanya,pendidikan formal di butuhkan sebagai pelengkap akses ke informasi terbaru.Paul Glewwe menemukan bahwa pengetahuan seorang ibu memberikan dampak positif terhadap kesehatan anak nya.

Kemudian,kami menyimpulkan bahwa,terdapat imbasan yang penting dari investasi seseorang dalam pendidikan dan kesehatan.Orang yang berpendidikan akan memberi manfaat kepada orang-orang lingkungannya,seperti membaca untuk mereka atau menciptakan inovasi yang berguna bagi komunitasnya.Akibatnya,akan terdapat kegagalan pasar yang signifikan dalm pendidikan.Lebih jauh,orang yang sehat tidak akan menularkan penyakit,tetapi bermanfaat dalam komunitasnya dalam banyak hal,yang tidak dapat dilakukan oleh orang sakit.Karena adanya dampak imbasan seperti itu,maka pasar tidak dapat diandalkan untuk dapat memberikan level kesehatan dan pendidikan yang efesien secara social.Oleh karena itu WHO menyimpulkan dalam World Health Report tahun 2000 tentang system kesehatan bahwa “Tanggung jawab utama atas kinerja sisitem kesehatan terdapat di pundak pemerintah”.Pejabat yang bijaksan adi negar berkembang akan mengambil pelajaran dari berbagai studi yang menunjukkan keterkaitan antara kesehatan,pendidikan,dan pendapatan,serta merancang suatu strategi terpadu.

5.Investasi dalam Bidang Pendidikan dan Kesehatan :Pendekatan Modal Manusia

Analisis atas investasi dalam bidang kesehatan dan pendidikan menyatu dalam pendekatan modal manusia.Modal manusia(human capital) adalh istilah yang sering digunakan oleh para ekonom untuk pendidikan,kesehatan dan kapasitas manusia yang lain yang dapat meningkatkan produktivitas jika hal-hal tersebut ditingkatkan.Sebuah analogi terhadap investasi konfensional dalam modal fisik telah dibuat:setelah investasi awal dilakukan,maka dapat dihasilakan suatu aliran penghasilan masa depan dari perbaikan pendidikan dan kesehatan.Akibatnya,suatu tingkat pengembalian (rate of return) dapt diperoleh dan dibandingkan dengan pengembalian dari investasi yang lain.Hal ini dilakukan dengan cara memperkirakan nilai diskonto sekarang dari aliran pendapatan yang meningkat yang mungkin di hasilkan dari investasi-investasi ini akan kemudian membandingkannya dengan biaya lansung dan tidak lansungnya.Tentu saja,pendidikan dan kesehatan juga berkontribusi lansung terhadap kesejahteraan,namun pendekatan modal manusia berfokus pada kemampuan tidak lansung untuk meningkatkan utilitas dengan meningkatkan pendapatan.Pada bagian ini,kita secara umum akan mengambarkan beberapa poin yang berkaitan dengan investasi di bidang pendidikan,namaun prinsip yang sama juga berlaku untuk investasi di bidang kesehatan.

Bagi seseorang di negar berkembang yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ketingkat atas akan mengorbankan 4 tahun pendapatan yang tidak akan di perolehnya karena bersekolah.Hal ini adalah biaya tidak lansung.Anak tersebut dapat saja bekerja separuh waktu,namun kemungkinan itu diabaikan disini untuk menyederhanakan.Jika anak itu bekerja secara paruh waktu,maka hanya sebagian dari daerah biaya tidak lansung yang berlaku.

Disamping itu,juga terdapat biaya lansung seperti;biaya sekolah,seragam sekolah dan pengeluaran lain yang tidak akan dikeluarkan jika anak tersebut yidak melanjutkan sekolah begitu lulus dari sekolah dasar.Selama sisa hidupnya,dia akan berpenghasilan yang lebih besar,dibandingkan bekerja dengan berbekal ijazah SD.

Senin, 20 April 2009

KONSEP ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN


EKONOMI PEMBANGUNAN


Suatu cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang dan mendapatkan cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah tersebut supaya negara-negara berkembang dapat membangun ekonominya dengan lebih cepat lagi.

PEMBANGUNAN EKONOMI

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya a t a u
Suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang
Analisis Ekonomi Pembangunan = Permasalahan Negara Sedang Berkembang

PERHATIAN TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI

Sebelum PD II para ilmuwan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi, karena faktor-faktor sbb :

  1. Masih banyak negara sebagai negara jajahan
  2. Kurang adanya usaha dari tokoh masyarakat untuk membahas pembangunan ekonomi. Lebih mementingkan usaha untuk meraih kemerdekaan dari penjajah.
  3. Para pakar ekonomi lebih banyak menganalisis kegagalan ekonomi dan tingginya tingkat pengangguran (depresi berat)

Pasca PD II (Th. 1942), banyak negara memperoleh kemerdekaan (al : India, Pakistan, Phillipina, Korea & Indonesia), perhatian terhadap pembangunan ekonomi mulai berkembang disebabkan oleh :
  1. Negara jajahan yang memperoleh kemerdekaan
  2. Berkembangnya cita-cita negara yang baru merdeka untuk mengejar ketertinggalannya di bidang ekonomi.
    Adanya keinginan dari negara maju untuk membantu negara berkembang dalam mempercepat
  3. pembangunan ekonomi.

PENGGOLONGAN NEGARA-NEGARA DUNIA

I. Berdasarkan tingkat kesejahteraan masyarakat :

a. Negara Dunia Ke-I (First World)
(Negara Maju / Developed Country)


Eropa Barat (Inggris, Perancis, Belanda, Portugis, Jerman Barat)
Amerika Utara (USA, Kanada)
Australia, New Zeland, Jepang, Korea, China

b. Negara Dunia Ke-II (Second World)
(Negara Maju / Developed Country)

-
Eropa Timur (Rusia, Polandia, Jerman Timur, Cekoslowakia)

c. Negara Dunia Ke-III (Third World)
(Negara Sedang Berkembang / Negara Selatan
)

-
Sebagian besar Asia (kecuali Jepang, Korea dan China),
- Negara-negara Afrika
- Negara-negara Amerika Latin (Amerika Tengah dan Selatan).

PENGGOLONGAN NEGARA-NEGARA DUNIA

II. Berdasarkan pada Tingkat Pendapatan
Perkapita :

a.Negara Maju (Developed Country) > U$ 2.000
b.Negara Semi Maju (Semi Developing Country) > U$ 400
c.Negara Miskin (Under Developing Country) < U$ 400
Sumber :
World Bank, 1999.

Tujuan Analisis Ekonomi Pembangunan :
  1. Menelaah faktor-faktor yang menimbulkan ketiadaan pembangunan.
  2. Menelaah faktor-faktor yang menimbulkan keterlambatan pembangunan.
  3. Mengemukakan cara-cara pendekatan yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah- masalah yang dihadapi sehingga mempercepat jalannya pembangunan.
Bidang-bidang penting yang dianalisis dalam Ekonomi Pembangunan :

1. Masalah pembentukan modal (investasi)

2. Masalah perdagangan luar negeri (Ekspor & Impor)
3. Masalah pengerahan tabungan (Saving)
4. Masalah bantuan luar negeri
5. Masalah dalam sektor pertanian atau industri
6. Masalah pendidikan dan peranannya dalam menc
iptakan pembangunan

PEMBANGUNAN EKONOMI & PERTUMBUHAN EKONOMI

PEMBANGUNAN EKONOMI ;
  1. PENINGKATAN PENDAPATAN PERKAPITA MASYARAKAT PERTAMBAHAN GDP > TINGKAT PERTAMBAHAN PENDUDUK
  2. PENINGKATAN GDP DIBARENGI DENGAN PEROMBAKAN STRUKTUR EKONOMI TRADISIONAL KE MODERNISASI
  3. PEMBANGUNAN EKONOMI UNTUK MENYATAKAN PERKEMBANGAN EKONOMI PADA NYSB.

PERTUMBUHAN EKONOMI ;
  1. KENAIKAN GDP TANPA MEMANDANG TINGKAT PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN PERUBAHAN STRUKTUR ORGANISASI EKONOMI.
  2. PERTUMBUHAN EKONOMI UTK MENYATAKAN PERKEMBANGAN EKONOMI NEGARA MAJU.

SEBAB-SEBAB PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI :


1. KEINGINAN NEGARA UNTUK MENGEJAR KETINGGALAN
2. PERTUMBUHAN PENDUDUK
3. ADANYA KEHARUSAN NEGARA MAJU UNTUK MEMBANTU NYSB
4. ADANYA PERIKEMANUSIAAN THD NYSB

METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL


1.
METODE PRODUKSI (Production Methode)
2. METODE PENDAPATAN (Income Methode)
3. METODE PENGELUARAN (Expenditure Methode)

11 SEKTOR PRODUKTIF PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL :

1. PERTANIAN
2. INDUSTRI PENGOLAHAN
3. PERTAMBANGAN DAN GALIAN
4. LISTRIK
5. AIR DAN GAS
6. BANGUNAN
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
8. PERDAGANGAN
9. BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN
10. SEWA RUMAH
11. PERTAHANAN
12. JASA LAINNYA

CARA PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

1.
PENDAPATAN NASIONAL HARGA BERLAKU
(NOMINAL) (CURRENT PRICE)

2. PENDAPATAN NASIONAL HARGA TETAP (RIIL)
(CONSTANT PRICE)

PENDAPATAN PERKAPITA PERTAHUN PERLU DIKETAHUI UNTUK :

1. MEMBANDINGKAN TINGKAT KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT DARI MASA KE MASA

2. MEMBANDINGKAN LAJU PERKEMBANGAN
EKONOMI ANTAR BERBAGAI NEGARA

3. MELIHAT BERHASIL TIDAKNYA PEMBANGUNAN
EKONOMI SUATU NEGARA.

TINGKAT PENDAPATAN PERKAPITA TIDAK SEPENUHNYA MENCERMINKAN TINGKAT KESEJAHTERAAN DAN TINGKAT PEMBANGUNAN SUATU NEGARA, KARENA :
  1. KELEMAHAN-KELEMAHAN YG BERSUMBER DARI KETIDAKSEMPURNAAN DALAM MENGHITUNG PENDAPATAN NASIONAL DAN PENDAPATAN PERKAPITA.
  2. KELEMAHAN-KELEMAHAN YG BERSUMBER DARI KENYATAAN BAHWA TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT BUKAN SAJA DITENTUKAN OLEH TINGKAT PENDAPATAN MEREKA TETAPI JUGA OLEH ADANYA FAKTOR-FAKTOR LAIN.

KELEMAHAN 1
  1. Kelemahan metodologis & statistis dalam menghitung pendapatan perkapita dgn nilai mata uang sendiri maupun mata uang asing
  2. Terjadi penafsiran yang salah / terlalu rendah thd negara miskin karena jenis-jenis kegiatan di negara miskin terdiri dari unit-unit kecil dan tersebar di berbagai pelosok shg tidak dimasukkan dalam variabel perhitungan pendapatan nasional
  3. Nilai tukar resmi mata uang suatu negara dengan valuta asing tidak mencerminkan perbandingan harga kedua negara, walaupun dalam teori dikatakan nilai tukar ini menyatakan harga

KELEMAHAN 2


FAKTOR-FAKTOR LAIN YANG MENENTUKAN PENDAPATAN DARI TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SUATU NEGARA :
1. FAKTOR EKONOMI :

  • STRUKTUR UMUR PENDUDUK
  • DISTRIBUSI PENDAPATAN TIDAK MERATA, SEBAGIAN TIDAK MENIKMATI HASIL PEMBANGUNAN.
  • CORAK PENGELUARAN MASYARAKAT BERBEDA
  • MASA LAPANG / WAKTU SENGGANG TINGGI
  • PEMBANGUNAN EKONOMI TDK HANYA UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT TETAPI JUGA HARUS MENGURANGI JUMLAH PENGANGGURAN.

FAKTOR NON EKONOMI :

-
PENGARUH ADAT ISTIADAT
- KEADAAN IKLIM DAN ALAM SEKITAR
-
KETIDAKBEBASAN BERTINDAK DAN MENGELUARKAN PENDAPAT DAN BERTINDAK

INDIKATOR PEMBANGUNAN MONETER & NON MONETER

INDIKATOR PEMBANGUNAN MONETER


1.
PENDAPATAN PERKAPITA
2. Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare) Diperkenalkan William Nordhaus dan James Tobin (1972), menyempurnakan nilai-nilai GNP untuk memperoleh indikator ekonomi yg lebih baik, dgn dua cara :
a. Koreksi Positip : Memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan perekonomian sektor informal.
b. Koreksi Negatif : Kerusakan lingkungan oleh kegiatan pembangunan

INDIKATOR PEMBANGUNAN NON MONETER

1. Indikator Sosial
Oleh Backerman ; dibedakan 3 kelompok :
  • Usaha membandingkan tingkat kesejahteraan masy. di dua negara dengan memperbaiki cara perhitungan pendapatan nasional, dipelopori oleh Collin Clark dan Golbert dan Kravis.
  • Penyesuaian pendapatan masy. dibandingkan dengan mempertimbangkan tingkat harga berbagai negara.
  • Usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dari setiap negara berdasarkan data yg tdk bersifat moneter (non monetary indicators). Indikator non moneter yg disederhanakan (modified non-monetary indicators).

Indeks Kualitas Hidup dan Pembangunan Manusia (IPM)

Morris D : Physical Quality of Life Index (PQLI) Indeks Kualitas Hidup (IKH) yaitu gabungan tiga faktor :

1. Tingkat Harapan Hidup
2. Angka Kematian
3. Tingkat Melek Huruf
.

Sejak thn 1990 UNDP mengembangkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (Human Development Index = HDI) :

(1). Tingkat harapan hidup
(2). Tingkat melek huruf masyarakat dan
(3). Tingkat pendapatan riil perkapita masyarakat
berdasarkan daya beli masing-masing negara.

Besarnya indeks 0 s/d 1. Semakin mendekati 1 berarti indeks pembangunan manusianya tinggi demikian sebaliknya.

Indikator Campuran
BPS : Indikator Kesejahteraan Rakyat Susenas Inti (Core Susenas) Pendidikan : tingkat pendidikan, tingkat melek huruf & tingkat partisipasi pendidikan.


1. Kesehatan
rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan

2. Perumahan
sumber air bersih & listrik, sanitasi & mutu rumah

3. Angkatan Kerja
partisipasi tenaga kerja, jml jam kerja, sumber penghasilan utama, status pekerjaan

4. Keluarga Berencana dan Fertilisasi
Penggunaan ASI, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran, penggunaan alat kontrasepsi

5. Ekonomi
Tingkat konsumsi perkapita

6. Kriminalitas
Jumlah pencurian pertahun, jumlah pembunuhan pertahun, jumlah perkosaan pertahun.

7. Perjalanan wisata
Frekuensi perjalanan wisata pertahun

8. Akses di media massa
Jumlah surat kabar, jumlah radio dan jumlah televisi

Minggu, 19 April 2009

H Basrizal Koto: Sukses dengan kerja keras dan kemauan

Kemiskinan tidak boleh dinikmati tapi dia harus dilawan. Itulah ungkapan kekuatan tekad H Basrizal Koto yang kini menjadi pengusaha sukses di Riau untuk keluar dari kemiskinan yang menimpa diri dan keluarganya di masa lalu. Dia juga tak pernah menyalahkan siapa-siapa mengapa jadi miskin, karena hal itu tidak jalan keluar.Usaha untuk sukses itu bukan jalan yang mudah dan terjadi dalam satu malam. Di mana lelaki kelahiran Kampung Ladang Padusunan Pariaman tahun 1959 ini benar-benar memulai usahanya dari nol tanpa gelar sarjana dan tidak menamatkan Sekolah Dasar.

Hal itu diungkapkan Basrizal Koto yang akrab dipanggil Basko dihadapan ratusan hadirin peserta Silaturahmi Saudagar Minang (SSM) 2007, di Pangeran Beach Hotel Padang saat diminta berbagi kisah suksesnya di dunia bisnis mewakili perantau dalam negeri. Dikesempatan itu turut tampil pengusaha lainnya dari Malaysia H Muhammad Adnan, pengusaha Ranah Minang H Ramal Saleh dan pengusaha profesional Dirut Indosat Johny Swandi Syam. Dengan pembedah dan penanggap H Basril Djabar dan Mochtar Naim

Meski sudah memiliki banyak perusahaan dan usaha, Basko maupun yang lainnya tetap merendahkan diri tak mau mengaku dibilang sudah sukses karena masih banyak pengusaha lainnya lebih berpengalaman dari mereka.

Basko dikesempatan itu mengisahkan kembali masa pahit dialami di masa kecil bersama orang tuanya yang miskin. Sampai untuk menanak nasi harus meminjam beras kepada tetangga dan itupun tak didapati, kecuali ungkapan kasar. Tapi kemiskinan itu ujar Basko, tak menyurutkan semangat dan tekadnya untuk mengubah nasib keluarnya menjadi lebih baik. Berbagai pekerjaan kasar dan keras dilakukannya di masa kecil dan remaja, mulai dari berjualan sabun di pasar, kerupuk, menjadi kernet oplet, membuka jahitan dan lainnya. Keinginan berubah itu menghantarkannya merantau ke Pekanbaru menumpang mobil gratis karena tak ada biaya.

“Saya tidak menyalahkan siapa-siapa mengapa miskin, kemiskinan itu tidak boleh dinikmati tapi dia harus dilawan dengan tekad itu saya bercita-cita merubah nasib,” ungkap Basko.

Kadang tanpa disadarinya menitik air mata saat menceritakan kembali bagaimana kepahitan hidup dijalani seorang “amak” (ibu) yang selalu mendoakan kebaikan dan keberhasilan untuknya. Saat amak sholat tajahud sambil menangis hingga tetes itu jatuh dimuka Basko yang suka tidur di paha orang tua melahirkannya itu. Hadirinpun ikut terbawa haru mengikuti berbagai kisah-kisah berat dijalani Basko hingga kini telah menjadi pengusaha disegani ditingkat nasional.

Meski berhasil di rantau Basko mengatakan tak melupakan memberikan peran kepada kampung halaman. Pernah di masa lalu membuka dealer Chevrolet dan mengkreditkan 500 unit mobil kepada sopir-sopir di Sumbar dengan bayaran ditagih setiap harinya sampai kemudian mobil itu menjadi milik pribadi para sopir. Dalam kisah sukses ini Basko berpesan agar jangan pernah gamang dengan keadaan apapun. Semua dapat diraih dengan semangat dan kerja keras.

Selain Basko, Ramal Saleh pengusaha eksportir internasional asal Padang ini juga bercerita bagaimana membangun bisnisnya sampai menjalar jampir di 20 negara. Dengan berbisnis di eksportir komoditas hasil tanaman di daerah bisa meraup keuntungan besar dan jumlah eksportir ini masih dalam hitungan jari di daerah.

Eksportir itu diistilahkan Ramal seperti berenang di lautan bebas. Banyak peluang dan rezekinya daripada berenang di dalam kolam (red.di daerah) yang terbatas dan kecil. Usaha digelutinya sejak tahun 1990 ini membuktikan jika jaringan usaha itu penting dalam berniaga.

Di sisi lain Jhony Swandi Syam, Dirut Indosat berdarah Minang ini ikut berbagi kiat bisnis. Meski lebih sebagai pekerja dan memulai karir dari bawah, tapi profesionalitas kunci dari kesuksesan.

Bisnis selular yang dilakoni BUMN jasa komunikasi terbesar di Indonesia ini menurutnya tak lain dari silaturahmi. Dengan keinginan menyambungkan antar orang menjadi bisnis besar saat ini. Untuk itu ungkapnya dalam membangun jaringan bisnis dihindari menambah lawan atau berburuk sangka, karena hal itu akan menyebabkan terbataskan komunikasi dan hubungan.

Basril Djabar menilai, kesuksesan sosok seorang Basko didorong karena memiliki jiwa enterprenuer, spirit yang tinggi dan tak gampang menyerah serta suka bekerja keras. Motivasi dan mentalitas seperti ini hendaknya ditiru oleh generasi muda saat ini yang akan terjun di dunia usaha. Basril Djabar juga mengibarakatnya jika Sumbar merupakan miniatur paling pas gambaran keberpihakan usaha terhadap pribumi dengan tak banyaknya aset atau usaha besar dikuasai kalangan luar. Sedangkan Mochtar Ahmad menekankan pada masalah kejujuran dan nurani, bahwa yang menggerakan akal orang Minang itu hatinya. (rm/tim)

Sabtu, 04 April 2009

Masyarakat Miskin Harus Dapatkan Pelayanan Kesehatan Gratis

Masyarakat Miskin Harus Dapatkan Pelayanan Kesehatan Gratis


26-02-2009
Menteri Kesehatan, Dr.dr. Siti Fadilah Supari, Sp.Jp.(K); menyatakan bahwa penduduk miskin yang secara ekonomi tidak dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang berkualitas, harus dilayani secara gratis karena biayanya ditanggung pemerintah.

Menteri Kesehatan mengatakan hal itu pada pembukaan Rapat Kerja Nasional Kesehatan yang berthema "Meningkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan" di Hotel Quality Solo, Minggu malam.

Oleh karena itu, kata dia, program Askeskin harus terus ditingkatkan dan dimantapkan. Bahkan mengusahakan jaminan kesehatan tidak saja bagi penduduk miskin, tetapi secara bertahap menjadi jaminan kesehatan sosial sebagai bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

Puskesmas harus mampu mengakomodasikan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas, sebagai akibat positif dari pengembangan Desa Siaga. Selain itu juga harus mampu membina berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Desa Siaga melalui Pos Kesehatan Desa.

Rumah sakit, kata dia, harus siap menerima rujukan pelayanan kesehatan dengan pelayanan kesehatan spesialistik yang bermutu. Monitoring di berbagai jenjang harus ditingkatkan, termasuk kesiapan dalam menanggulangi masalah kesehatan bencana alam.

Sejak tahun 2005 dan 2006 telah dilaksanakan program Askeskin yang mencakup 60 juta penduduk miskin dan hampir miskin, dan tahun 2007 mencakup 76,4 juta penduduk miskin.

Pemanfaatan program Askeskin oleh masyarakat miskin terus meningkat. Tahun 2006 jumlah kunjungan rawat jalan tingkat pertama di pskesmas mencapai sekitar 110 juta kunjungan, rawat jalan tingkat lanjut di rumah sakit mencapai hampir 1,6 juta orang.

Ia mengatakan, masyarakat miskin juga telah mendapatkan pelayanan khusus, seperti pertolongan persalinan, hemodialisa, operasi jantung, dan operasi caesar.

Dalam rangka meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap obat, kata dia, telah diturunkan harga obat generik lebih dari 157 item/jenis sampai 70 persen, dan penurunan harga 1.418 item/jenis obat esensial generik bermerek antara 10-80 persen. Selain itu, telah pula diluncurkan program obat paket seribu.

Ia mengatakan, supaya masyarakat dapat memperoleh informasi yang benar tentang obat generik dan harganya, maka telah dilakukan labelisasi obat generik pada kemasannya dan pencantuman harga eceran tertinggi (HET).

Rapat Kerja Nasional Kesehatan yang berlangsung 24-26 Juni 2007 antara lain membahas program kerja kesehatan nasional 2008, penyakit menular, yakni antisipasi demam berdarah, HIV AIDS, pelaksanaan Askeskin, dan apotek rakyat/obat murah.

http://www.kemenegpdt.go.id/berita.asp?id=349

Masyarakat Miskin Bakal Sulit Sehat

Thu, 14 Jun 2007 02:50:22 -0700
Meski pemerintah sering menyatakan pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin
semakin baik, namun kenyataan di masyarakat, khususnya warga miskin, masih
kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis. Ironisnya, kartu Gakin
(keluarga miskin) terkadang tidak bisa lagi dijadikan jaminan bisa memuluskan
terjaminnya kesehatan ke rumah sakit.

Kasus Ade Irma misalnya, setelah 2 tahun memperjuangkan haknya mendapatkan
pelayanan kesehatan, oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo baru bisa menerimanya.
Walau keberhasilannya itu, harus dibayar mahal dengan nyawanya yang tidak
tertolong. Ade, satu diantara sekian banyak pemilik sah kartu keluarga miskin
yang ditolak keluhan kesehatannya oleh rumah sakit.

Risma Alfian, bocah pasangan Suharsono (25) dan Siti Rohmah (24), sudah empat
belas bulan tergolek lemah di atas tempat tidurnya. Kepalanya yang terus
membesar membuat Risma tidak bisa bangun. Sejak umur satu bulan, Risma sudah
divonis terkena hydrocephalus (kelebihan cairan di otak manusia sehingga kepala
penderita semakin besar).

Bidan tempatnya menerima imunisasi, meminta Risma segera menjalani operasi atas
kelainan kepalanya itu. Operasi tidak serta merta bisa dilakukan lantaran butuh
biaya yang begitu besar untuk mendanainya.

Bahkan dengan memiliki kartu Gakin yang diperolehnya dengan susah payah, juga
tidak mampu bisa membawa Risma dalam perawatan medis. Risma ditolak RSCM
lantaran tidak indikasi untuk dirawat.

Pemerintah pun telah memberikan anggaran besar bagi kesehatan masayarakat
termasuk warga warga miskin. Tahun 2004 saja dana yang dialokasikan Rp 65
miliar. Untuk tahun 2005 dana yang dianggarkan naik hingga Rp 100 miliar.
Bahkan anggaran kesehatan nilainya bertambah di tahun 2007 menjadi Rp 15
trilyun.

"Kemana saja dana untuk warga miskin ini kalau kenyataannya warga miskin masih
kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan," kata Ketua Yayasan Pemberdayaan
Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) Dr Marius Widjajarta saat dihubungi di
Jakarta.

"Dari hasil penelitiannya 6 tahun lalu di Jakarta, kartu Gakin yang seharusnya
milik warga miskin malahan diperjualbelikan. dengan kisaran harga Rp 150.000
hingga Rp 300.000," lanjutnya.

Marius menambahkan, kendati survey itu telah dilakukan 6 tahun lalu, namun
kenyataan itu sekarang masih banyak warga miskin yang sulit mendapatkan kartu
Gakin. Contoh kasus baru, balita yang ditolak 6 rumah sakit di Jakarta hanya
karena orangtuanya tidak punya kartu Gakin.

"Mereka ini sudah miskin harus disuruh membuat kartu Gakin. Membuat kartu Gakin
itu butuh proses dan itu berarti perlu modal uang. Sebaiknya kartu Gakin dibuat
langsung oleh Ketua RT setempat dimana dia sendiri yang tahu persis berapa
banyak warga miskin di wilayahnya dan siapa saja. Tidak adanya kartu Gakin
akhirnya membuat banyak warga miskin berobat dengan Surat Keterangan Tidak
Mampu atau SKTM," katanya.

LBH Kesahatan menyebutkan adanya fakta penggelembungan jumlah penerima kartu
Gakin yang dilakukan oleh PT Askes. Sampai dengan semester I 2005, PT Askes
telah memasukan jumlah masyarakat miskin sebaganyak 37.488.295 jiwa atau 103,71
% dari kuota departemen kesehatan RI sebanyak 36.148.700 jiwa. Dengan demikian
ada 1.341.595 jiwa yang semestinya tidak pantas memperoleh dana PJK-MM.

Dari kuota yang ditetapkan departemen kesehatan selesai pada semester 1 2007
ini, PT Askes baru bisa merelasisasikan 30.150.634 jiwa atau 83,41 %, atau sisa
5.996.065 jiwa yang masih belum diberikan oleh PT Askes.

Atas perbedaan itu, siapa yang bisa menjamin warga miskin lainnya yang tidak
termasuk sebagai orang miskin untuk mendapatkan hak yang sama dalam pelayanan
kesehatan gratis? Begitu juga dengan jaminan pengelolaan dana Program Jaminan
Kesehatan Masyrakat Miskin oleh lembaga yang ditunjuk seperti PT Askes?

Terlepas dari itu, pemerintah mulai pertengahan tahun ini berencana akan
merubah ketetapannya dalam pengelolaan dana jaminan kesehatan bagi rakyat
miskin. Berdasarkan ketentuan baru tersebut, calon peserta tetap harus membuat
kartu Gakin melalui proses permintaan surat keterangan mulai dari RT hingga
tingkat kelurahan. Pengajuanya tetap dilakukan ke dinas kesehatan setempat.
Sebelum sampai pada pemeriksaan di rumah sakit, pemilik kartu Gakin harus
terlebih dahulu mendapatkan rujukan dari pihak puskesmas setempat.

Ketentuan baru nantinya juga mengatur segala jenis keluhan penyakit yang di
klaim oleh peserta askes Gakin, berikut besaran biaya yang ditanggung dari
jenis penyakit yang diidap dan besaran biaya dari tindakan medisnya. Sayangnya,
ketentuan ini rentan dalam pelaksanaan dilapangan, jika ditemukan penyakit yang
sesuai ketentuan dan memerlukan tindakan medis diluar ketetapan atau tidak
perlu adanya tindakan lanjutan. (her/rev, Indosiar)